<meta name='google-adsense-platform-account' content='ca-host-pub-1556223355139109'/> <meta name='google-adsense-platform-domain' content='blogspot.com'/> <!-- data-ad-client=ca-pub-1289784518577206 --> <!-- --><style type="text/css">@import url(https://www.blogger.com/static/v1/v-css/navbar/3334278262-classic.css); div.b-mobile {display:none;} </style> </head><body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5425509509891045753\x26blogName\x3dsulfat\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://sulfat.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://sulfat.blogspot.com/\x26vt\x3d4580904065445137595', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Rasional atau Emosional

Saturday, September 5, 2009


Apa yang mereka dapat setelah membakar bendera Malaysia?

1. Kesemua budaya yang mereka dakwa hak cipta terpelihara mereka akan dipulangkan.
2. Kesemua TKI akan dinaikkan tangga gaji dan tidak akan didera.
3. Kesemua pelajar Malaysia yang menuntut di UGM dan university yang lain dipulangkan ke Malaysia.
4. Lagu Negaraku perlu digantikan dengan lagu ciptaan rakyat Malaysia.
5. Kesemua PATI perlu dijaga maruah mereka sebelum dihantar pulang.
6. Nusantara hanya terdiri daripada Indonesia sahaja.
7. Malaysia menggunakan bahasa baharu.
8. Membakar semangat juang rakyat Indoenesia agar memerangi Malaysia.
9. Kesemua lagu, drama dan hasil ciptaan rakyat Indonesia tidak ditayang, dikumandangkan di Malaysia. (Aku paling setuju terutama dramanya)
10. Kesemua tuntutan mereka terhadap Malaysia berjaya.

Apa komen rakyat Indonesia yang matang terhadap isu ini?

1. Khadea | 04.09.2009 10:20
Kita tidak bisa menyalahkan malasia yg perlu tindak pemimpin kita,kenapa diam saja seolah-olah kasus ini sepele,mungkin pemimpin kita diam-diam sudah menjual bangsanya kenegri jiran itu mangkanya ko pada diam dan enggak mau bertindak.mungkin lagi menunggu hasil jarahanya dan mabur meninggalin negri kita
2. Sabari | 03.09.2009 10:29
Saya kira rakyat Indonesia sudah tidak tahu harus berbuat apa agar malaysia segera sadar. Demo di jalan-jalan dan di kedubes malaysia sudah berkali-kali, tapi malaysia acuh saja tidak mau mendengar, malah kejadian pencurian dan pelecehan terhadap indonesia berulang-ulang. malaysia memang tidak punya telinga apalagi hati. Ternyata malaysia baru bereaksi dengan pembakaran bendera. Tapi apakah pencurian dan penghinaan yang mereka lakukan akan berakhir?
3. SABAR SUBUR | 02.09.2009 20:37
KITA SUDAH BAKAR BENDERA MEREKA BESOK2 HATI KITA HARUS SIAP KALAU MEREKA BAKAR MERAH PUTIH, MAU?, NAH MAKANYA HATI BOLEH PANAS TETAPI AKAL HARUS TETAP SEHAT, OH INDONESIA I LOVE YOU FULL !!.
4. Ahmad | 02.09.2009 13:18
Sori, bukan mau dukung si tukang catut budaya orang. Tentang demonya, jangan pake bakar bendera lah... Kita harus tetap punya rasa hormat bangsa lain. tetang penyiksaan TKI, salah kita juga ngirim tenaga kerja di sektor informal. Posisi TKI kita memang terlalu lemah dihadapan majikan. Tentang pencuria budaya... Capek ya ngadepin orang2 nggak punya sopan santun.
• djadja kosnendar, Selasa, 1-September-2009
Sungguh gagasan Pak Amin adalah gagasan orang yang berpandangan sangat matang. Alangkah indahnya kalau Pak SBY merespon gagasan ini. Sedih rasanya melihat sesama saudara berselisih ingat masalah Aceh...Jangan mencari perselisihan baru.. hati boleh panas kepala tetap dingin...Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan secara damai...Maaf kepada saudara-saudara yang ngompori masalah ini...Tolong hentikan...

Apa komen rakyat Indonesia yang tidak matang terhadap isu ini?

• ito, Jumat, 4-September-2009
Hai Malaysiaku jangan sok menjadi pahlawan, mengaku memberi kerja ke para TKI, kau ni taunya cuma bayar TKI dengan harga murah, terus kau injak2 harga diri mereka...KAMI mampu tenggelamkan pulau malaysia hanya dengan air kencing. Kami boleh kirim semua orang Indonesia ke Malaysia untuk kencing...saya yakin Malaysia akan tenggelam dalam air kencing...HAHAHAHA

Apa pendapat pemimpin Indonesia yang rasional?

Padang: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebaiknya membentuk dewan persahabatan Indonesia-Malaysia. Dewan tersebut bertugas meminimalisir perseteruan antar kedua Negara. Saran ini disampaikan mantan Ketua MPR Amien Rais ketika menghadiri acara pembekalan anggota legislatif Partai Amanat Nasional di Padang, Sumatra Barat, Selasa (1/9).

Menurutnya, masalah yang terjadi antara kedua negara harus diselesaikan dengan kepala dingin, bukan dengan emosi. Masalah karya budaya Indonesia yang diakui Malaysia, seperti Tari Pendet dan Reog Ponorogo, harus segera diselesaikan. Amien mengatakan bangsa Indonesia juga membawakan beberapa tari dari luar negeri. Satu di antaranya yakni tari Barongsai atau tari Ramayana yang berasal dari China. Namun negara tersebut tidak mempermasalahkannya.

Amien mengaku telah bertemu dengan SBY untuk membicarakan usulan tersebut. Selain itu, Amien meminta tokoh-tokoh agama maupun masyarakat untuk berupaya mengurangi elemen emosi masyarakat dan menghindarkan sikap spontan terkait permasalahan dua negara ini. “Bukankah Malaysia dan Indonesia adalah Negara yang serumpun,” ujar Amien.(***/RIZ/Bonar Harahap)

DENPASAR - Parade Budaya Nusantara di Jembrana, Bali kembali digelar. Yang menarik, meski Malaysia kini tengah gencar dihujat masyarakat Indonesia, festival di ujung barat Pulau Dewata itu diikuti oleh delegasi negeri Jiran itu.

Keikutsertaan Malaysia diharapkan dapat kembali memperbaiki hubungan kedua negara, setelah negara tetangga itu mengklaim tari Pendet dalam iklan pariwisatanya. "Ini suatu kehormatan. Dari empat negara yang diundang, Malaysia justru yang hadir," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik usai membuka parade, Selasa (1/9/2009).

Kontingen Malaysia sendiri mengirimkan enam peserta putra-putri. Di sepanjang jalan yang menjadi rute parade, mereka mempertunjukkan tari kreasi sembari melambaikan tangan kepada masyarakat. Mereka juga membagikan bendera Malaysia ukuran kecil kepada warga yang menonton.

Terkait tari Pendet yang muncul dalam iklan pariwisata Malaysia, Jero Wacik menegaskan bahwa negara tetangga itu sudah mengakui itu merupakan produk budaya asli Bali. Menteri asal Bali ini juga menyayangkan aksi protes yang berlebihan terhadap Malaysia. "Apalagi Malaysia dengan tegas sudah menyatakan tidak mengklaim tarian itu," imbuhnya.

Dia juga berharap, Parade Budaya Nusantara dapat ikut mendongkrak kunjungan wisatawan, pasca ledakan bom di Mega Kuningan, Jakarta, Juli lalu. Kehadiran kontingen negara lain seperti Malaysia, lanjut dia, menunjukkan bahwa Indonesia aman untuk dikunjungi wisatawan.

Parade Budaya Nusantara dalam rangka HUT ke-144 Negara, ibukota Kabupaten Jembrana sendiri diikuti oleh 23 daerah di seluruh nusantara. Kali ini tema yang diangkat yakni "Bhinneka Sandi Adnyana" yang berarti keragaman menuju satu tujuan. (Miftachul Chusna/Koran SI/ded)

Apa pula pendapat anda tentang petikan ini?

SOLO - Lagu kebangsaan Malaysia bertajuk ?Negaraku' yang diyakini sebagai lagu ?Terang Bukan' saat ini masih menjadi perdebatan. Lagu tersebut kabarnya sengaja diberikan Presiden Soekarno kepada Malaysia sebagai hadiah kemerdekaan.

Hari ini, anak kandung Syaiful Bahri, pencipta lagu Terang Bulan, mendatangi Kantor Perum Lokananta di Jalan Ahmad Yani, Solo. Pria bernama Aden Bahri ini tiba didampingi saksi sejarah bernama C Soebroto.

"Kedatangan kami ke sini untuk memastikan bahwa lagu kebangsaan Malaysia berasal dari lagu Terang Bulan yang diberikan oleh Bung Karno untuk Malaysia," ujar Aden kepada wartawan, Rabu (2/9/2009).

Hal senada juga dikatakan pria yang pertama kali memutar lagu tersebut di Jakarta, C Soebroto. Menurutnya, saat itu Malaysia sebenarnya ingin meminta dibuatkan lagu oleh Gesang. Namun, dari lagu yang diciptakan Gesang tidak ada yang cocok.

"Ful, sudah lagu Terang Bulan itu kasih saja sama Malaka (Malaysia) untuk hadiah kemerdekaan," tegas Presiden Soekarno kala itu sebagaimana yang ditirukan C Soebroto.

Atas kejadian ini, keluarga Syaiful Bahri berencana menuntut agar Malaysia tidak lagi menyanyikan lagu tersebut. Tuntutan ini rencananya akan disampaikan langsung kepada pemerintah Malaysia dalam waktu dekat ini.

"Itu murni ciptaan Syaiful Bahri, bukan pemberian dari Inggris atau Prancis sebagaimana yang diberitakan selama ini. Lagu ini juga bukan lagu adat dari Sumatera," pungkas C Soebroto. (Bramantyo/Trijaya/teb)

Apa kata pemimpin Malaysia?


PUTRAJAYA: Stop blaming Malaysia. It was Discovery Channel which wrongly included a Balinese dance in a clip to promote a documentary series on the country.

Deputy Prime Minister Tan Sri Muhyiddin Yassin said the channel had clarified that it was the maker of the clip and apologised for wrongly showing the dance.
He added that the Tourism Ministry and Tourism Malaysia were in no way involved in the production of the promotional video that was aired by the Discovery Channel and they were unaware that the traditional dance from Indonesia had been used.
“The explanation by the Discovery Channel should be accepted and I hope the matter (protests against Malaysia for the use of the dance in the video) will not drag on,” he told a press conference after chairing the Cabinet committee meeting on tourism here yesterday.

AKU | Salute dengan reaksi Malaysia dalam isu ini, ramai maklum yang isu ini sengaja diprovokasikan oleh pihak media Indonesia, walaupun rasa panas terluka dengan aksi bakar Jalur Gemilang, tetapi tetap tenang dan faham yang rakyat Indonesia yang matang tidak akan mudah diperkotak-katikkan dengan sikap adu-domba pihak media mereka. Jelas sekali Discovery Channel telah memohon maaf kerana terselit video tarian berunsurkan Bali selain pembikinan video tersebut yang tiada kaitan dengan kerajaan Malaysia. Kenapa rakyat Indonesia masih tidak faham situasi sebenar? Kita tidak pernah claim tarian tu kita yang punya. Salute juga kepada rakyat Indonesia yang tidak mengelaim Singapura meniru bendera mereka, begitu juga dengan negara Poland. Salut kepada Negara Cina dan India yang tidak memperbesar-besarkan isu budaya mereka yang dibawa ke Malaysia, begitu juga dengan Negara Portugal, yang mana budayanya masih kekal dan subur di negeri Melaka. Salut kepada rakyat Indonesia sekali lagi kerana faham yang rakyat mereka merupakan antara kaum awal yang sampai ke Malaysia justeru secara langsung membawa bersama budaya dan adat resam mereka. Secara umumnya, kita sama-sama mewarisi adat resam dan budaya ni dari zaman emas Hindu dan Buddha melalui epic Mahabhrata dan Ramayana. Menyelinap masuk ke Indonesia sejak zaman Srivijaya sebelum Islam tersebar ke nusantara melalui Majapahit. Jelas di sini menunjukkan yang budaya Tari Pendet dan Reog Ponorogo seperti dakwaan Indonesia milik mereka juga adalah warisan daripada ajaran Hindu dan Buddha. Rasional dan emosional, yang mana pilihan anda?

Labels:

posted by sulfat
6:59 AM

1 Comments:

Blogger AsrulSaniMdNinggal said...

kalo aku bugis @ jawa dari indonesia bila keluar dari indonesia.....budaya kena tinggal ke kat tempat asal???....budaya menunjukkan bangsa....kasian la....

September 5, 2009 at 8:10 AM  

Post a Comment

<< Home